Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Barat, Timur, dan Indonesia

A. Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Barat:
1. Awal Munculnya (Akhir Abad ke-19 – Awal Abad ke-20)
- Muncul sebagai respons terhadap Revolusi Industri di Eropa dan Amerika Serikat.
- Saat itu banyak orang berpindah ke kota untuk bekerja di industri, sehingga muncul masalah penyesuaian diri, pekerjaan, dan sosial.

- Sekolah-sekolah mulai menyadari pentingnya layanan untuk membantu siswa memilih karier dan beradaptasi

2. Tokoh Perintis – Frank Parsons (1908)
- Dikenal sebagai “Bapak Bimbingan Karier”.
- Mendirikan Vocational Bureau di Boston (AS).
- Memperkenalkan konsep “Vocational Guidance” (bimbingan jabatan) dengan tiga langkah:
a). Memahami diri (minat, kemampuan, nilai).
b). Memahami dunia kerja.
c). Membuat keputusan yang rasional.

3. Perkembangan di Sekolah (1920–1930-an)
- Layanan bimbingan mulai diintegrasikan di sekolah-sekolah AS.
- Fokus awalnya: pemilihan karier dan penyesuaian akademik.
- Guru sering merangkap sebagai pembimbing.

4. Masa Depresi & Perang Dunia II (1930–1940-an)
- Krisis ekonomi membuat kebutuhan layanan pekerjaan dan penempatan tenaga kerja meningkat.
- Tes psikologi dan minat mulai dikembangkan untuk membantu penempatan kerja.
- Konseling mulai lebih ilmiah dan sistematis.

5. Era Pasca Perang Dunia II (1950-an)
- Muncul pengaruh psikologi humanistik (Carl Rogers) yang menekankan client-centered counseling (konseling berpusat pada klien).
- Konseling tidak hanya untuk karier, tetapi juga untuk masalah pribadi, emosional, dan sosial.

6. Institusionalisasi Profesi (1960–1980-an)
- Konseling menjadi profesi yang diakui dengan standar pendidikan dan sertifikasi.
- Fokusnya meluas ke konseling individu, kelompok, keluarga, dan komunitas.
- Peran konselor tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah sakit, lembaga sosial, militer, dan perusahaan.

7. Era Kontemporer (1990-sekarang)
- Bimbingan dan konseling di Barat semakin integratif, berbasis riset, dan menggunakan pendekatan multi-budaya.
- Teknologi informasi (misalnya career counseling online, tes psikologi digital) digunakan untuk mempermudah layanan.
- Fokusnya meluas: kesehatan mental, krisis, pengembangan karier sepanjang hayat, hingga keberagaman budaya.

Kesimpulannya:
Bimbingan dan konseling di Barat bermula pada akhir abad ke-19 sebagai respons Revolusi Industri untuk membantu pemilihan pekerjaan. Tokoh perintisnya Frank Parsons mengembangkan bimbingan karier. Setelah Perang Dunia II, pengaruh psikologi humanistik memperluas layanan ke masalah pribadi dan sosial. Kini bimbingan dan konseling di Barat berkembang menjadi profesi yang profesional, berbasis teknologi, dan berfokus pada kesehatan mental serta keberagaman budaya.

B. Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Timur.
1. Akar Tradisi (Zaman Klasik)
- Di negara-negara Timur (Islam, India, Tiongkok, Jepang) praktik bimbingan sudah ada dalam bentuk nasihat moral, pembinaan akhlak, dan pendidikan rohani.
- Ulama, guru, pendeta, dan tetua adat berperan sebagai pembimbing masyarakat.
- Fokusnya bukan karier, tetapi akhlak, spiritual, dan harmoni sosial.

2. Periode Modern Awal (Akhir Abad ke-19 – Awal Abad ke-20)
- Modernisasi pendidikan di negara-negara Timur dipengaruhi sistem Barat.
- Sekolah-sekolah mulai memperhatikan layanan pengarahan studi dan pekerjaan bagi siswa, walau masih sederhana.

3. Setelah Perang Dunia II (1950–1970-an)
- Banyak negara Timur memperoleh kemerdekaan, sehingga membangun sistem pendidikan nasional.
- Konsep bimbingan dan konseling sekolah mulai diadaptasi dari Barat tetapi tetap disesuaikan dengan nilai-nilai lokal dan agama.

4. Era Profesional (1980-an – sekarang)
- Bimbingan dan konseling di negara-negara Timur makin diinstitusionalisasikan: ada program studi, pelatihan guru BK, dan organisasi profesi.
- Pendekatannya lebih integratif: menggabungkan metode Barat (tes psikologi, teori konseling modern) dengan nilai budaya Timur (agama, etika, adat).
- Fokusnya tidak hanya pada karier dan akademik, tetapi juga pembentukan karakter, nilai moral, dan penyesuaian diri dalam masyarakat yang berubah cepat. 

Kesimpulan:
Bimbingan dan konseling di Timur berakar pada tradisi nasihat, pembinaan moral, dan pendidikan rohani yang dilakukan oleh tokoh agama dan masyarakat. Seiring modernisasi pendidikan pada abad ke-20, layanan bimbingan mulai dipengaruhi konsep Barat tetapi tetap disesuaikan dengan nilai-nilai lokal. Kini bimbingan dan konseling di Timur berkembang menjadi layanan profesional yang memadukan pendekatan modern dengan kearifan budaya dan agama, sehingga lebih menekankan pembentukan karakter, spiritualitas, dan penyesuaian diri selain aspek karier dan akademik.


C. Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia:
1. Masa Awal (Pra-Kemerdekaan – 1950-an)
- Praktik bimbingan sebenarnya sudah ada dalam bentuk pembinaan moral dan nasihat oleh guru, kyai, atau tokoh adat.
- Sekolah pada masa kolonial Belanda belum memiliki layanan bimbingan formal; yang ada hanya pengarahan belajar atau disiplin.

2. Pengaruh Luar & Awal Pembentukan (1960-an)
- Setelah kemerdekaan, sistem pendidikan nasional mulai mengadopsi konsep bimbingan dan konseling dari Amerika Serikat melalui program kerja sama pendidikan.
- Pada tahun 1960-an mulai diperkenalkan istilah “Bimbingan dan Penyuluhan” di sekolah-sekolah Indonesia.
- Layanan ini fokus pada membantu siswa memilih jurusan studi, karier, dan mengatasi masalah pribadi.

3. Penguatan di Sekolah (1970–1980-an)
- Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan program Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah.
- Guru-guru mulai dilatih sebagai guru pembimbing.
- Konsep bimbingan karier dan pengembangan pribadi semakin jelas.

4. Era Profesional (1990–2000-an)
- Istilah resmi berubah menjadi “Bimbingan dan Konseling” (BK).
- Lulusan program studi BK di universitas mulai mengisi posisi guru BK di sekolah.
- Muncul organisasi profesi seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) untuk menetapkan kode etik dan standar.

5. Era Kontemporer (2000-sekarang)
- Bimbingan dan konseling semakin diakui sebagai bagian penting dari kurikulum nasional.
- Layanannya meliputi pengembangan pribadi, sosial, belajar, karier, hingga isu kesehatan mental.
- Metode modern (teknologi, konseling online, asesmen psikologis) mulai digunakan, tetapi tetap menyesuaikan nilai budaya dan agama di Indonesia.

Kesimpulan:
Bimbingan dan konseling di Indonesia awalnya berupa pembinaan moral oleh tokoh masyarakat. Sejak 1960-an konsep bimbingan modern dari Barat mulai diadopsi di sekolah-sekolah sebagai “Bimbingan dan Penyuluhan”. Pada 1990-an berubah menjadi “Bimbingan dan Konseling” yang lebih profesional dengan adanya pendidikan formal dan organisasi profesi. Kini layanan BK di Indonesia telah menjadi bagian penting dari pendidikan nasional, memadukan pendekatan modern dengan nilai budaya dan agama untuk membantu perkembangan pribadi, sosial, belajar, karier, dan kesehatan mental siswa.

Comments

  1. Tulisan yang menarik. Silakan tambahkan referensi untuk rujukan pembaca berikutnya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Dasar Bimbingan & Konseling

Urgensi Bimbingan dan Konseling